Minggu, 14 Agustus 2011

Perkembangan Manusia


A.    Konsep Perkembangan
Beberapa ahli menyampaikan pengertian tentang perkembangan seperti Whallley dan Wong dalam Hidayat (2005: 15) menjelaskan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya  fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual.
Soetjiningsih (1995:1) menjelaskan, perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Menurut IDAI (2002), juga dijelaskan bahwa perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif yang pengukurannya lebih sulit dari pertumbuhan.
Depkes (2005: 4), menjelaskan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

B.       Tahap-tahap Perkembangan
Salah satu aspek pokok dari perkembangan ialah “pertumbuhan” yaitu proses perubahan yang berlangsungnya sejumlah perubahan jasmani pada diri seseorang dengan meningkatkan umur, sampai kejasmanian telah terbentuk sepenuhnya. Pertumbuhan berlangsung sehak saat terjadi pembuahan dan menyumbangkan struktur jasmaniah yang memungkinkan perkembangan mental/psikis, yang meliputi aspek perkembangan kognitif, perkembangan konatif, perkembangan afektif, perkembangan sosial dan perkembangan motorik.
1.      Perkembangan Kognitif
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep  tama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
§  Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
§  Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
§  Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
§  Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
2.      Perkembangan Konatif  
Perkembangan Konatif meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik biologis maupun psikologis, dan penentuan diri sebagai makhluk yang bebas dan rasional penggerak yang memberikan arah pada beraneka aktivitas. Misalnya, penghayatan akan kebutuhan untuk makan menimbulkan daya penggerak untuk berbuat sesuatu, sehinnga kebutuhan akan makanan dapat dipenuhi.
3.      Perkembangan Afektif
Perkembangan afektif menyangkut pemerkayaan alam perasaan. Kalau anak pada awal mula hanya mengenal perasaan senang atau perasaan tidak senang, lama kelamaan dia akan mengalami berbagai bentuk perasaan yang senang, seperti rasa puas, gembira, kagum; demikian pula perasaan tidak senang akan mengalami berbagai variasi, seperti rasa takut, benci, kesal, marah. Suatu reaksi perasaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi kehidupan.
4.      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial menyangkut kemampuan untuk bergaul secara memuaskan dengan seluruh anggota keluarga, semua teman di sekolah serta warga masyarakat.
5.      Perkembangan Motorik
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

C.      Tugas-tugas Perkembangan
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.
Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”..
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: 
(1) kematangan fisik; 
(2) tuntutan masyarakat secara kultural;
(3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan 
(4) norma-norma agama.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates