Selasa, 22 Februari 2011

KEGUNAAN MADIA PENGAJARAN



A. Kelebihan Media Pengajaran
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada dibalik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Fathurrohman, 2001 : 91).

Proses belajar mengajar dengan menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu tentu mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan proses belajar mengajar tanpa menggunakan alat bantu apapun. Kelebihan penggunaan media pengajaran adalah (Arsyad, 2004 : 26) :
1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
a. Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di rung kelas dapat diganti dengan gambar foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b. Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal.
d. Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

B. Cara Memilih Media Pengajaran yang Tepat
Secara umum proses belajar mengajar dengan menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu tentu mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan proses belajar mengajar tanpa menggunakan alat bantu apapun, sebagaimana telah diuraikan di atas. Akan tetapi tidak setiap jenis media pengajaran cocok denga semua materi. Tetap diperlukan pemilihan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Pengajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.termasuk media yang akan digunakan dalam proses pengajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Dalam memilih media dapat kita lakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Gunakan media yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Gunakan media yang sesuai dan selaras dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3. Gunakan media yang praktis, luwes dan bertahan.
4. Sesuaikan media dengan situasi dan kondisi sekolah setempat.

Adapun dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologisyang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagi berikut (Arsyad, 2004 : 72) :
1. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagipula, pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pengajaran itu.
2. Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelejensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemmapuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
3. Tujuan Pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Disamping itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pengajaran.
4. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikanke dalam urutan-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lamamateri pelajaran yang secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur. Di samping itu, tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi materi. Dengan cara seperti inidalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensisntesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5. Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
6. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan berahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk mendapatkan respons emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan. Oeh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
7. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekadar diberitahuakan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
8. Umpan Balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang bersangkutan.

Namun demikian ketika memilih media perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedua (waktu mengajar dan pengembanagan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material)
2. Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran.Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghapalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
3. Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik, dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya.
4. Tingkat kesenangan (lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektifan biaya.

Salah satu hal yang perlu kita perhatikan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya.Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri.

Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain, yang ada disekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-ekemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya. Gambar-gambar dari majalah, booklit, brosur ,selebaran, dan lain-lain mungkin dapat memenuhi kebutuhan kita. Jika saat ini belum memiliki clipping gambar, sebaiknya kita mulai mengumpulkan gambar dari berbagai disiplin ilmu. Dari berbagai sumber tadi, diharapkan tersedia gambar yang sesuai dengan isi pelajaran. Dengan gabungan dari potongan dua gambar atau lebih, kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat terpenuhi.Dan hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah hak cipta atas gambar yang akan digunakan. Jika gambar-gambar yang akan digunakan itu memiliki hak cipta, kita perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta itu. Gambar yang dikumpulakan dan dipilih untuk dipergunakan dalam penyampaian materi pelajaran kemudian di foto copy. Gambar-gambar itu kemudian digabung dengan label judul dengan hurup-hurup lekat (misalnya rugos). Hasilnya difoto cofy kemudian di cetak diatas fotografi dengan ukuran yang diinginkan.

Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikaan kesenian atau melukis, kita dapat membuat gambar sederhana yang merupakan sketsa atau gambar garis (stick/figur).Gambar garis kendatipun amat sederhana, dapat menunjukan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik. Dengan gambar garis kita dapat menyampaikan ceritra atau pesan-pesan penting. Disamping gambar garis dapat dibuat langsung pada papan tulis ketika berada dikelas, gambar juga dapat dipersiapkan lebih dahulu pada lembaran koran atau kertas yang sesuai.
Ketika kita akan mengajarkan mata pelajaran hadits, kisah-kisah nabi, imla Qur`an, bacaan dalam shalat, dan lain-lain dapat kita pilih media stip story (potongan-potongan kertas).
Tehnik strip story mempermahir siswa menyusun kalimat atau atau ayat-ayat menjadi satu untaian surat. Untuk mempermahir menyusun kata-kata kedalam satu kalimat dapat pula digunakan tehnik yang serupa dengan menggunakan kartu-kartu yang berisi kata-kata. Kartu-kartu kata itu disusun secara acak (tidak berurutan), dan siswa ditugaskan untuk membaca cepat kata-kata pada kartu itu dengan urutan yang benar.

C. Hasil Penggunaan Media Pengajaran di Sekolah Dasar
Ketika Proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media, menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

Belajar melalui rangsangan gambar dan rangsangan kata atau visual dan verbal memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan rangsangan pandang atau hanya dengan rangsangan dengar. Jika dibandingkan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90 % hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya.
Dengan demikian hasil yang didapat dalam proses Belajar mengajar dengan menggunakan media membuahkan hasil yang efektif dibandingkan dengan proses belajar mengajar tanpa menggunakan media.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ardiwinata, Rustan. (1973). Memahami Kurikulum Lembaga Pendidikan Dasar dan Program Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta : Ciawi Jaya.
An-Nahlawi, Abdurrahman. (1989). Prinsip-prinsip dan Metode Penddikan Islam dalam Keluarga, di sekolah dan dimasyarakat. Bandung : CV. Diponegoro.
Faisal, Sanapiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Fathurrohman, Pupuh. (2001). Strategi Belajar Mengajar : Suatu Pendekatan Baru dan Praktis. Bandung : Tunas Nusantara.
Mansur. (1981). Metodologi Pendidikan Agama. Jakarta : CV. Forum
Online, Tim Islam. (2004). Seni Belajar : Strategi Menggapai Kesuksesan Anak. Jakarta : Khalifa.
Purwanto, M. Ngalim. (1997). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
____________. (1983). Evaluasi Hasil Belajar. Bandung : Pustaka Martianna.
Suardi, Edi. (1984). Pedagogik. Bandung : Angkasa
Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (1992). Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer. (1997). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Wijaya, Cece dkk. (1992). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Technorati Tags: Media pengajaran,media pembelajaran,media pengajaran di sekolah dasar

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates