Sabtu, 30 April 2011

SOSIOANTROPOLOGI
PENGERTIAN GENDER, RAS, DAN ETNIS

1.      GENDER
Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.
Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey yang menganggap semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian gender (What a given society defines as masculine or feminin is a component of gender).
H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. Agak sejalan dengan pendapat yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa dalam mana kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan sesuatu (Gender is an analityc concept whose meanings we work to elucidate, and a subject matter we proceed to study as we try to define it).
Kata gender belum masuk dalam perbendaharaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi istilah tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita dengan istilah “jender”. Jender diartikan sebagai “interpretasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Jender biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tepat bagi laki-laki dan perempuan”.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati.

2.      RAS
Kata ras berasal dari bahasa Perancis dan Italia yaitu “razza”,yang diartikan sebagai :
Pertama, perbadaan variasi dari penduduk, atau perbedaan keberadaan manusia atas dasar: (1) tampilan fisik, seperti rambut, warna kulit, mata, hidung, postur tubuh yang secara tradisional ada tiga yakn Kaukasoid, Negroid, dan Mongoloid; (2) Tipe atau golongan keturunan; (3) Pola-pola keturunan; dan (4) Semua kelakuan bawaan yang tergolong unik sehingga mereka dibedakan dengan penduduk asli.
Kedua, menyatakan tentang identitas berdasarkan: (1) pemilikan peragai; (2) kualitas peragai tertentu dari suatu kelompok penduduk; (3) menyatakan kehadiran setiap kelompok penduduk berdasarkan geografi tertentu; (4) menyatakan tanda-tanda aktivitas suatu kelompok penduduk berdasarkan kebiasaan, gagasan, dan cara berpikir; (5) sekelompok orang yang memiliki kesamaan keturunan, keluarga, klan atau hubungan kekeluargaan; dan (6) arti biologis yang menunjukkan adanya subspesies atau varietas, kelahiran, atau kejadian dari suatu spesies tertentu.(Webster New World Dictionary, hal 1106).
Menurut Gill dan Gilbert (1988) ras merupakan pengertian biologis yang menjelaskan sekumpulan yang dapat dibedakan menurut karakteristik fisik yang dihasilakn melalui proses reproduksi. Acap kali ras merupakan status sosial yang didefinisikan oleh istilah kebudayaan daripada ras dalam istilah biologis. Kadang-kadang perbedaan antara kelompok etnik, itu meliputi lebih dari satu kebudayaan. Klasifikasi ras dan rasial meliputi tampilan fisik, yang juga menjadi dasar untuk membedakan kelompok etnik itu.
Menurut Kottak (1991), pengertian ras dapat ditinjau dari dua segi: (1) sebagai konstruk sosial (social construction), dan (2) konstruk biologis (biological construction). Pada umumnya para ahli menggunakan dua pendekatan ini untuk mempelajari keberagaman biologi/hayati, yakni pengelompokkan sesuatu secara rasial  dan menjelaskan perbedaan sesuatu itu secara khusus. Demikian pula para ilmuan memberikan perhatian pada ras yang secara teoritis. Ras bersifat bilogis (biological race) adalah sebuah kelompok yang berbeda karena para anggotanya memiliki peragai genetik dan bawaan dari leluhurnya. Mereka meyakini bahwa keberadaan ras itu ada dan sangat penting, utnuk membedakan orang banyak dalam kebersamaan suatu masyarakat yang secara biologis sama.
Daljoeni (1991) dari berbagai sumber mengemukakan ras adalah (1) suatu kategori tertentu dari seseorang yang bisa superior maupun inferior, yang acapkali ditandai oleh karakteristik fisik seperti warna kulit, tektur rambut, lipatan mata, dan (2) pengelompokan manusia ke dalam kategori-kategori yang berbeda berdasarka karakteristik biologis. Ada beberapa variasi skema dari klasifikasi ras berdasarkan karakteristik fisik seperti warna kulit, bentuk kepala, warna mata, ukuran hidung, dan lain-lain. Sebuah klasifikasi yang terkenal terdiri dari empat yaitu, Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid. Istilah tersebut populer dalam antropologi, tetapi dianggap gagal menjelaskan beragam kategori bentuk fisik lain di luar empat kategori itu, apalagi pembagian itu dianggap rasisme.
Pierre van den Berghe, dalam Feagin (1993) mengartikan ras sebagai kelompok manusia yang mengartikan dirinya atau diartikan oleh orang lain, yang berbeda dari kelompok lain berdasarkan karakteristik fisik. Suatu kelompok ras tidak selalu digeneralisaasi secara ilmiah, namun dapat digeneralisasi sebagai kelompok sosial yang dibagi berdasarkan in group dan out group, antara kelompok inferior dan superior, antara mayoritas dan minoritas, antara dominan dan subordinasi, sebuah pengertian yang secara khusus berdasarkan karakteristik fisik yang bersifat subjektif.
Hargett dalam Kendall (2003) mendefinisikan ras sebagai istilah yang bersifat biologis, yang digunakan untuk mengelompokkan anggota dari mereka yang spesiesnya sama yang dibedakan dengan orang lain.
Dari beberapa definisi tersebut kesimpulan dari ras adalah suatu kategori atau pengelompokan sejumlah orang berdasarkan (terutama) karakteristik fisik tubuh seperti warna kulit, bentuk dasar tengkorak kepala, tekstur rambut, bentuk mata atau hidung, dan atribut-atribut fisik lain yang subjektif.



3.   ETNIS/ETNIK
Kata etnik (ethnic) berasal dari bahasa Yunani “ethnos” , yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Acap kali ethnos diartikan sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai, dan norma budaya dan lain-lain, yang pada gilirannya mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas dan mayoritas dalam suatu masyarakat. Misalnya kita menyebutkan Eurocentric untuk menerangkan kebudayaan yang terpusat pada mayoritas etnik dan ras dari orang-orang Eropa; Chinacentric utnuk menyebutkan kebudayaan yang beroriantasi pada Cina; Jawacentric utnuk menjelaskan kebudayaan yang berorientasi pada Jawa, dan lain-lain. Jadi, istilah etnik mengacu pada suatu kelompok yang sangat fanatik dengan ideologi kelompoknya, tidak mau tahu ideologi kelompok lain. Dalam perkembangannya makna ethnos berubah menjadi etnichos, yang secara harafiah digunakan untuk menerangkan keberadaan sekelompok “penyembah berhala” atau orang kafir yang hanya berurusan dengan kelompoknya sendiri tanpa peduli kelompok lain.
Menurut Narrol (1946) kelompok etnik dikenal sebagai suatu populasi yang (1) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan; (2) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya; (3) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri; dan (4) menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok lain.
Thomas Sowell (1989), yang menulis Ethnic of America mengemukakan bahwa kelompok etnik merupakan sekelompok orang yang mempunyai pandangan dan praktik hidup yang sama atas suatu nilai dan norma. Misalnya kesamaan agama, negara asal, suku bangsa, kebudayaan, bahasa dan lain-lain yang semuanya  berpayung pada satu kelompok yang disebut kelompok etnik
Fredrick Barth (1988) dan Zastrow (1989) mengatakan etnik adalah himpunan manusia karena kesamaan ras,agama, asal-usul bangsa maupun kombinasi dari kategori tersebut  yang terikat pada sistem nilai budayanya.
Koenjtaraningrat (1989) memaksudkan etnik sebagai kelopok sosial atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma yang mengatur interksi tersebut, adanya kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri. Sementara itu, dalam kaitannya dengan “bangsa”, etnik merupakan konsep yang digunakan silih berganti untuk menerangkan suatu bangsa seperti Indonesia, dari sudut pandang kebangsaan yang melatarbelakangi perkembangan kebudayaan (Hidayah, 1996).
Joe R. Feagin (1993) mengatakan kelompok etnik adalah sebuah kelompok sosial yang dapat dibedakan sebagian atau bahkan seluruhnya dengan orang lain atau dari kalangan mereka sendiri, yang pertama dan utama terletak pada kebudayaan dan karakteristik nasionalitas.
Martin Bulmer (2001) mengemukakan etnik atau yang selalu disenut kelompok etnik adalah suatu kelompok kolektif manusia dalam penduduk yang luas, yang memiliki kenyataan atau sejarah asal-usul yang sama, mempunyai kenangan terhadap masa lalu, yang terfokus pada satu unsur simbolik atau lebih yang mendefinisikan identitas kelompok seperti kekerabatan, agama, bahasa, pembagian wilayah, tampilan nasionalitas dan fisik (suku bangsa dan fisik), yang anggotanya sadar bahwa mereka merupakan anggota dari kelompok tersebut,
UK-Learning (2002) mengemukakan bahwa batasan kelompok etnik selalu mengacu pada suatu kerakterstik tertentu, misalnya suatu kelompok yang selalu minoritas, suatu kelompok kecil atau sekurang-kurangnya besaran kelompok terserbut yang lebih kecil dari kelompok dominan dalam masyarakat dimana mereka berada. Komposisi dari kelompok etnik ditentukan antara lain oleh perbedaan gaya hidup atau tingkat pendapatan, pendidikan, yang membedakan status individu baik dalam lingkungan etnik mereka sendiri maupun dengan etnik yang lain. Kelompok etnik sering diartikan pula sebagai suatu kelompok dimana para anggotanya memiliki dan kemudian membagi tradisi kebudayaannya, misalnya nilai serta bahasa yang sama, dan memebedakan diri mereka dengan atau dari kelompok lain (Barth). Dalam situasi keseharian, kelompok etnik selalu dilihat sebagai orang yang berbeda, misalnya karena mereka menggunakan pakaian yang berbeda, atau menampilkan simbil-simbol yang berbeda meskipun mereka diintegrasikan ke dalam suatu masyarakat yang luas.
Diana (2003) mengemukakan bahwa etnik atau yang lazim disebut kelompok etnik adalah kumpulan orang yang dapat dibedakan terutama oleh karakteristik kebudayaan atau bangsa yang meliputi: (1) keunikan dalam peragai (trait)  budaya; (2) perasaan sebagai satu komunitas; (3) mempunyai perasaan etnosentrisme; (4) status kenggotaan yang bersifat keturuan atau ascribed status; dan (5) berdiam atau memiliki taritorial tertentu.
Richard Delgado dan Jean Stefancic (2001) memperluas pengertian kelompok etnik sebagai kelompok sosial yang dapat tersusun atas ras, agama, atau asal negara. Sementara Glazer dalam Degado (2001) memberikan definisi yang lebih tegas tentang kelompok etnik yakni sebuah keluarga dengan identitas sosial yang jelas seperti kesamaan agama misalnya orang Belanda, atau kesaman bahasa seperti orang Belgia, atau kesamaan sejarah, pengalaman hidup, bahkan kesamaan mitos maupun mistis.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa etnik atau kelompok etnik adalah:
Pertama, suatu kelompok sosial yang mempunyai tradisi kebudayan dan sejarah yang sama, dan karena kesamaan itulah mereka memiliki suatu identitas sebagai suatu subkelompok dalam suatu masyarakat yang luas. Para anggota dari kelompok itu berbeda dengan kebudayaan masyarakat kebanyakan, hanya karena mereka memiliki karakteristik kebudayaan tertentu dari anggota masyarakat yang lain. Kelompok etnik bisa mempunyai bahasa sendiri, agama, adat istiadat yang berbeda dengan kelompok lain.
Kedua, suatu kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda, namun diantara anggotanya merasa memiliki subkultur yang sama. Gagasan kelompok etnik itu berbeda dengan ras, sebab etnik lebih menggambarkan nilai, norma, perilaku, dan bahasa yang juga terlihat dari tampilan fisik mereka. Seringkali kelompok etnik dipikirkan sebagai kelompok minoritas dari kebudayaan orang lain.
Ketiga, etnik merupakan sutau kelompok yang memiliki domain tertentu, yang kita sebut dengan ethnic domain. Susanne Langer mengatakan bahwa kerap kali kelompok etnik itu mempunyai peranan dan bentuk simbol yang sama, memiliki bentuk kesenian yang sama, yang diciptakan dalam ruang dan waktu mereka. Jadi ada imajinasi atau arsitektur yang sama mereka menggambarkan diri mereka, hubungan dengan orang lain, membentuk sistem peran, fungsi dan relasi, serta struktur dan sistem sosial.
Pengertian luas etnik berkaitan dengan kehadiran suatu kelompok tertentu yang terikat dengan kerakteristik terrtentu dari fisik, sosial-bidaya, sampai ideologi. Pengertian sempit atas etnik dikaitkan dengan konsep suku bangsa. Jadi, istilah kelompok etnik merupakan konsep untuk menerangkan suatu kelompok, baik kelompok ras maupun bukan kelompok ras, yang secara sosial dianggap berada yang telah mengembangkan subkultur sendiri.

Makalah BK Belajar Quww

              Di malam minggu yang dingin dan derimis mengguyur Madiun, aku dengan asyiknya menarikan jariku diatas keyboard laptop tersayangku. Aku mengerjakan makalah yang jumat depan harus sudah jadi dan dipresentasikan. ukh..repotnaaa,,malam minggu aja masi sempet banget ngerjain tugas. Yahh..,dari pada mengerjakan sesuatu yang ga jelas, mending mengerjakan sesuatu yang bergunakan?? 

Dan inilah hasil pembahasan makalah yang aku buat,,hmm.. I'm not really about this.. ^^


BAB  II
PEMBAHASAN


A.     Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.
Moh. Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tertanam pula tanggung jawab dan harga diri.
Moh. Uzer Usman (2005:94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Menurut Subroto (2002:179), dinyatakan bahwa diskusi kelompok adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban atau kebenaran atas suatu masalah.
Hal serupa sesuai dengan apa yang disampaikan Romlan (Dalam Nilawati, 1997:7) dinyatakan bahwa diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih untuk memecahkan masalah dan memperjelas suatu persoalan. Jadi diskusi kelompok adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, melalui proses bertukar pikiran dan argumentasi kearah pemecahan masalah secara bersama-sama. Proses diskusi kelompok ini dapat dilakukan melalui forum diskusi diikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil.
Yang perlu diperhatikan ialah para siswa dapat melibatkan dirinya untuk ikut berpartisipasi secara aktif di dalam forum diskusi kelompok, jadi metode diskusi kelompok adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana seorang guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan percakapan guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas masalah.
Jadi, diskusi kelompok adalah suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator (pimpinan/ketua diskusi), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
Diskusi Kelompok dapat dilakukan dengan beberapa bentuk. Menurut Suryosubroto (2009: 168) macam-macam bentuk diskusi yaitu :
a.The social problema meeting
Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b.The open-ended meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, dengan kehidupan mereka disekolah, atau dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.
c.The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterima agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang baik/benar.

Sementara itu, bentuk-bentuk diskusi kelompok menurut Dewa Ketut Sekardi (2008: 222), yaitu:
a.    Dilihat dari jumlah anggota
Jika dilihat dari jumlah anggota, diskusi kelompok berbentuk kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar berjumlah 20 orang atau lebih. Sedangkan kelompok kecil berjumlah kurang dari 20 orang, biasanya sekitar 2-12 orang.
b.    Dilihat dari pembentukan
Jika dilihat dari pembentukannya, diskusi kelompok berbentuk formal dan informal. Dalam bentuk formal, proses pembentukannya sengaja untuk dibentuk suatu diskusi kelompok. Sedangkan yang informal, proses terbentuknya diskusi secara spontan dan tanpa direncanakan.
c.     Dilihat dari tujuan
Jika dilihat dari tujuan diskusi kelompok ada dua macam yaitu pemecahan masalah dan terapi anggota. Pemecahan masalah memiliki ciri utama menekankan pada hasil diskusi, sedangkan terapi anggota menekankan pada proses diskusi.
d.    Dilihat dari waktu diskusi
Jika dilihat dari waktu dalam diskusi, diskusi kelompok ada dua bentuknya, maraton dan singkat/regular. Marathon dilakukan secara terus menerus tanpa jeda waktu selama 5-12 jam, sedangkan singkat/regular dilakukan 1-2 jam dan dilakukan secara berulang-ulang.
e.    Dilihat dari masalah yang dibahas
Jika dilihat dari masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua macam yaitu sederhana dan kompleks/rumit. Sederhana mempunyai ciri utama masalah yang dipecahkan relatif mudah, sedangkan kompleks/rumit masalah yang dipecahkan cukup sulit.


f.      Dilihat dari aktifitas kelompok
Jika dilihat dari aktifitas kelompok, diskusi kelompok ada dua macam, yaitu terpusat pada pemimpin dan demokratis (terbagi ke semua anggota). Diskusi yang terpusat pada pemimpin cenderung anggotanya yang kurang aktif akan tetapi pemimpin yang lebih aktif. Sedangkan demokrasi, anggota dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan pendapat.

Pelaksanaan diskusi kelompok sedapat mungkin harus mendapatkan pengawasan dari guru atau pembimbing, lebih-lebih kalau kelompok itu baru dalam taraf permulaan yang anggotanya masih belum begitu mapan.
Dalam taraf permulaan, perlu ada bimbingan seharusnya kelompok itu berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.Sebagai pengawas, guru atau pembimbing dapat segera membantu anak-anak apabila mereka memerlukannya. Lambat laun sacara berangsur-angsur, pengawasan tersebut dapat ditinggalkan apabila anak-anak telah mampu diberi kepercayaan, terutama di dalam menjaga kelancaran diskusi itu.
Dalam diskusi kelompok, diperlukan adanya seorang anak yang memimpin diskusi itu. Diskusi tidak harus dipimpin oleh ketua kelompok, tetapi justru oleh anak yang dipandang mempunyai pengetahuan lebih di dalam bidang yang sedang didiskusikan atau dibicarakan itu. Ini yang disebut sebagai “pusat kelompok”.
Apabila kelompok tidak dapat memecahkan suatu soal, ada baiknya kelompok ini menanyakan kepada kelompok lain terlebih dahulu dengan perantaraan pusat kelompok, sebelum menanyakan kepada guru atau pembimbing. Dengan demikian, ada suatu hirarki tertentu. Dalam demikian, akan tampak persaingan yang sehat antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Akan tidak menyenangkan bagi suatu kelompok apabila harus meminta bantuan kepada kelompok lain, namun juga tidak pada tempatnya apabila ada suatu soal yang tidak dapat dipecahkan, kemudian didiamkan begitu saja.Didalam diskusi ,setiap anggota harus turut serta berbicara secara aktif sehingga ada suatu pertanggungjawaban sebagai suatu kelompok yang hidup.

Keuntungan Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu pengalaman belajar yang diterapkan di semua bidang studi dalam batasan-batasan tertentu, pengalaman diskusi kelompok memberikan keuntungan bagi para siswa sebagai berikut:
1) siswa dapat berbagi berbagai informasi dalam menjalani gagasan baru atau memecahkan masalah,
2) dapat meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting,
3) dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi,
4) dapat meningkatkan ketertiban dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dan
5) dapat membina semangat kerjasama dan bertanggung jawab.

Kelemaha Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan dalam arti tidak tercapai tujuan yang diinginkan. Wardani (Dalam Puger, 1997:9) dinyatakan bahwa kelemahan-kelemahan dalam diskusi kelompok antara lain:
1) diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa,
2) dapat memboroskan waktu terutama bila terjadi hal-hal yang negatif seperti pengarahan yang kurang tepat,
3) anggota yang kurang agresif (pendiam, pemalu) sering tidak mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya sehingga terjadi frustasi atau penarikan diri, dan
4) adakala hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja.

B.     Ketua Kelompok
Suatu kelompok diskusi harus ada yang memimpin. Pemimpin dalam kelompok itulah yang disebut “ketua kelompok”. Siapakah yang dapat/pantas menjadi ketua kelompok?  Hal ini tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a.       interaksi sosial, dimana ketua kelompok bisa menghidupkan suasana kelompok, mempengaruhi anggota kelompok lain untuk ikut berpartisipasi
b.      inteligensi, yaitu keahlian untuk memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi
c.       sifat kepemimpinan, yang menjadi modal utama untuk menjadi seorang pemimpin/ketua
dan lain-lain.

Sangatlah bijaksana jika masing-masing anggota kelompok diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin sehingga pemimpin kelompok tersebut terus berganti secara bergilir. Dengan kepemimpinan yang bergilir itulah, masing-masing anak dilatih untuk menjadi pemimpin dari suatu kelompok. Dengan demikian, kelompok belajar tersebut sekaligus menjadi tempat untuk melatih sifat kepempinan anak.
Seperti halnya dalam struktur kemasyarakatan pada umumnya seorang pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu, ketua atau pemimpin dalam kelompok belajar ini juga mempunyai tugas tugas yang tertentu pula, antara lain:
  1. Sebagai plan maker atau pembuat rencana.
  2. Sebagai coordinator, yaitu mengkoordinasikan anggota kelompoknya.
  3. Sebagai penghubung antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, sekaligus sebagai penghubung dengan guru atau pembimbing.
  4. Memupuk semangat kelompok untuk selalu menghidupkan sifat kegotong-royongan.
  5. Dalam taraf awal, pemimpin kelompok bertugas untuk menyediakan tugas-tugas yang harus dipecahkan atau dipelajari.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin kelompok, yaitu:
1.      Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka, jika terdapat perbedaan pendapat yang menimbulkan perselisihan hendaknya ketua kelompok memberi pengertian kepada anggotanya dan tetap sabar, tidak malah terbawa emosi.
2.      Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya tanpa mempedulikan pendapat dari anggotanya.
3.      Memberika dorongan dan motivasi.
4.      Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati terhadap anggota kelompoknya.

Untuk taraf permulaan, kelompok perlu mendapatkan bimbingan secara langsung dari guru atau pembimbing. Setelah anak mempunyai kesadaran akan pentingnya kelompok belajar, sebaiknya guru atau pembimbing selangkah demi selangkah mulai mengurangi pengawasannya agar anak semakin aktif dan kreatif. Di sinilah, akan diterapkan prinsip Tut Wuri Handayani. Jadi sebuah kelompok memerlukan seorang pembimbing yang memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.

C.     Pemeliharaan Kelompok
Kelompok yang sudah terbentuk tentu saja harus dipelihara. Hal inilah yang sering kurang mendapatkan perhatian. Banyak orang mengira bahwa bila kelompok telah terbentuk maka akan berlangsung dengan sendirinya dan akan hidup dengan sebaik-baiknya. Pandangan yang demikian merupakan pandangan yang salah. Agar suatu kelompok dapat hidup dan berlangsung dengan baik, kelompok itu perlu dipelihara dengan sabaik-baiknya.
Dalam upaya pemeliharaan kelompok, harus dijaga jangan sampai terjadi hal-hal sabagai berikut:
  1. Desintegrasi Kelompok
Apabila dalam suatu kelompok telah ada tanda tanda bahwa para anggotanya sudah tidak memiliki tujuan yang bulat, tidak mempunyai anggota tim kerja yang baik, muncul kontradisi-kontradisi, dan tidak saling mempercayai satu sama lain maka ini merupakan suatu tanda adanya desintegrasi dalam kelompok itu. Keadaan ini dapat meningkat kearah terjadinya kelumpuhan kelompok.
  1. Kelumpuhan Kelompok
Kelumpuhan kelompok terjadi jika kelompok sudah tidak dapat berbuat suatu dan tidak dapat memberikan hasil, apabila hasil yang baik. Jadi, kelompok sudah lumpuh dan tidak dapat lagi berlangsung. Untuk mencegah jangan sampai timbul gejala-gejala semacam ini, kelompok perlu dipelihara sebaik-baiknya, baik dengan cara preventif maupun korektif sekalipun suatu kelompok itu telah berlangsung baik, ini tidak berarti bahwa kelompok itu telah terlepas dari pemeliharaan. Kelompok yang telah berjalan baik harus diusahakan agar menjadi lebih baik, atau paling tidak agar kebaikan itu dapat dipertahankan, jangan sampai mengalami kemunduran.

Dalam pemeliharaan kelompok, untuk menghindari adanya disintegrasi dan kelumpuhan kelompok selain ketua kelompok dibutuhkan  pula seorang pembimbing yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Setiap anggota kelompok harus menyadari perannya masing-masing, tidak hanya numpang nama sebagai anggota saja.
Manfaatnya yaitu siswa akan dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi, lebih berani mengemukakan pendapatnya saat berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bisa menerima suatu pandangan atau pendapat anggota lain sehingga tidak menimbilkan perselisihan yang berlarut-larut, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing.


Minggu, 10 April 2011

Perkembangan dan Pertumbuhan masa Puber

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
 Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau yang lebih kita kenal dengan pubertas. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dengan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis.
 Masa ini sikap individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

B. Tujuan dan Manfaat
1. Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pada masa puber
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi pada remaja yang mengalami masa puber
3. Mengetahui bahaya fisik dan psikologis pada masa puber

 BAB II
PEMBAHASAN



A.    TAHAP TAHAP MASA PUBER
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan olah Root,”Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.
Kata pubertas berasal dari bahasa Latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk pada parubahan fisik daripada perubahan perilaku.

Ciri-ciri Masa Puber
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupaan. Yang terpenting diantaranya adalah berikut ini:
-          Masa puber adalah periode tumpang tindih, karena mencangkup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber.” Setelah matang secara seksual, ia dikenal sebagai “remaja” atau “remaja muda.”
-          Masa puber adalah periode yang singkat dibandingkan banyaknya perubahan yang terjadi, sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber dua tahun dianggap sebagai anak yang “cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun dianggap anak yang “lambat matang.”
-          Masa puber merupakan masa pertumbuhan  dan perubahan yang pesat. Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan:
“Selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan perubahan sikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubunngan orang tua-anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan-peraturan yang dikenakan kepada anak muda.”
-          Masa puber merupakan fase negatif. Bertahun-tahun lalu, Charlote Buhler menamakan maa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat; negatif  berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila indiidu secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti bahwa perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih menonjol pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
-          Pubertas terjadi pada berbagai usia, antara usia lima atau enam dan sembilan belas tahun. Tetapi rata-rata anak perempuan dalam kebuadayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada tiga belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki empat belas tahun. Perubahan ini terjadi rata-rata sekitar dua sampai empat tahun, lebih singkat daripada anak laki-laki. Perbedaan waktu ini sering menimbulkan masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan anak perempuan.
-          Masa puber dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
a.       Tahap Prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak, pada masa anak dianggap sebagai “prapuber,” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
b.   Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana kriteria pematangan seksual muncul - haid pada anak perempuan dan akan basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
c.       Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.


B.     KRITERIA MENENTUKAN MASA PUBER
Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X dari perkembangan tulang.
Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa puber. Bila haid terjadi, organ-organ seks dan ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang, tetapi belum ada yang matang.
Bagi anak laki-laki, kriteria yang dipakai adalah basah malam. Hal ini merupakan  cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan jumlah bibit yang berlebihan. Namun tidak semua anak laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua menyadarinya.

Kondisi-kondisi yang Menyebabkan Perubahan Pubertas
Ø  Peran Kelenjar Pituitary
Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon: hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah; dalam keadaan demikianlah perubahan-perubahan dalam masa puber mulai terjadi.
Ø  Peran Gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks primer- bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang.
Ø  Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad
Hormon yang dikelurkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.

Pertumbuhan pesat pubertas
Pertumbuhan pesat pubertas bagi anak perempuan mulai antara usia 8,5 dan 11,5 tahun, dengan puncak rata-rata pada 12,5 tahun. Sejak itu tingkat pertumbuhan menurun dan berangsur-angsur berhenti antara 17 dan 18 tahun.  Anak laki-laki biasanya mengalami pola pertumbuhan pesat yang sama, kecuali bahwa pertumbuhan mulai lebih lambat dan berlangsung lebih lama. Bagi anak laki-laki pertumbuhan pesat mulai antara 10,5 dan 14,5 tahun, mencapai puncaknya antara 14,5 dan 15,5 tahun, dan kemudian diikuti oleh penurunan secara berangsur-angsur sampai 20 tahun atau 21 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama masa puber sebagian bergantung pada faktor keturunan, yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar endoktrin, dan sebagian lagi tergantung pada faktor lingkungan. Yang terpenting dari faktor lingkungan adalah gizi. Gizi yang buruk dalam masa kanak-kanak menyebabkan berkurangnya produksi hormon pertumbuhan. Gizi yang baik mempercepat produksi hormon tersebut. Gangguan emosional dapat mempengaruhi pertumbuhan karena mengakibatkan produksi adrenal steroid yang berlebihan yang merugikan hormon pertumbuhan.
Kalau pertumbuhan pesat masa puber terganggu oleh penyakit, gizi buruk, atau ketegangan emosional yang berlangsung lama, maka akan terjadi penundaan penyatuan tulang-tulang sehingga anak tidak dapat mencapai tinggi tubuh yang sempurna.


C.    KATEGORI PERUBAHAN TUBUH PADA MASA PUBER
1.      Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak perempuan, rata-peningkatan pertahun dalam satu tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.
Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada 14 tahun peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia 20 atau 21. Pertambahan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan kering.

2.      Perubahan proporsi tubuh
Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencapai ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.

3.      Ciri-ciri seks primer
Kalau fungsi organ-organ  reproduksi pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi basah malam, biasanya kalau anak laki-laki bermimpi tentang seksual, kalau kandung kemihnya penuh atau mengalami sembelit, kalau  ia memakai piyama yang ketat atau kalau ia terselimuti dengan hangat.
Pada anak perempuan, datangnya haid menjadi petunjuk pertama berkembangnya mekanisme reproduksi. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai mencapai menopouse, pada akhir empat puluhan atau awal lima puluh tahun.
Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat tidak  teratur dan lamanya  berbada-beda pada tahun-tahun pertama. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja. Dalam tahap ini tidak terjadi ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur yang matang dari folikel dalam indung telur. Oleh karena itu anak perempuan disebut mandul (sementara). Bahkan setelah mengalami beberapa periode haid, masih diragukan apakah mekanisme seks sudah cukup matang untuk pembuahan.

4.      Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan seks sekunder ini yang membedakan pria dan wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain.
LAKI-  LAKI
Ø  Rambut
Rambur kemaluan timbul sekitar setahun setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai, demikian pula rambut tubuh.
Ø  Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warna pucat dan pori- pori meluas.
Ø  Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan berjalannya masa puber.
Ø  Otot
Otot – otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan bahu.
Ø  Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula- mula suara menjadi serak kemudian  tinggi suara menurun, volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.
Ø  Benjolan Dada
Benjolan- benjolan kecil di sekitar kelrnjar susu pria timbul sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini berlangsung selama beberapa minggi dan kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.

PEREMPUAN
Ø  Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
Ø  Payudara
Setelah pinggul mulai membesar, payudara juga berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan bulat.
Ø  Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
Ø  Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lobang pori- pori bertambah besar.
Ø  Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
Ø  Otot
Otot semakin besar dan kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
Ø  Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara pecah jarang terjadi pada anak perempuan.

AKIBAT PERUBAHAN PADA MASA PUBER           
1.      Akibat terhadap Perubahan Fisik
Anak pubertas sering terganggu oleh perubahan- perubahan kelenjar, besarnya, dan posisi organ- organ internal. Perubahan- perubahan ini mengganggu fungsi pencernaan yang normal. Anemia sering terjadi pada masa ini, bukan karena adanya perubahan dalam kimiawi darah tetapi kebiasaan makan yang tidak menentu yang semakin menambah kelelahan dan kelesuan.
Pada anak perempuan, di awal ,asa haid sering mengalami sakit kepala, sakit punggung, kejang, dan sakit perut yang diiringi dengan pingsan, dan sebagainya. Karena itu timbullah rasa lelah, tertekan, dan mudah marah.

2.      Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku
Ø Ingin Menyendiri
Jika perubahan pada masa puber mulai terjadi , anak biasanya menarik diri dari teman- teman, dan berbagai kegiatan. Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti, dan diperlakukan kurang baik, bahkan ia juga mengadakan eksperimenseks melalui masturbasi. Gejala menarik diri ini juga mencangkup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain.
Ø  Bosan
Anak puber akan merasa bosan dengan permainan yang digemari, tugas sekolah, kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya anak sedikit sekali bekerja, sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun.
Ø Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat,koordinasi akan membaik secara bertahap.
Ø Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau kerjasama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar- komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak menjadi lebih ramah, dapat bekerjasama dan lebih sabar pada orang lain.
Ø Emosi yang Meninggi
Kemurungan, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis dan sebagainya merupakan ciri- ciri awal masa puber. Pada masa ini anak merasa kawatir dan gelisah dan cepat marah. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan lambat laun akan berkurang dan anak mulai mampu mengendalikan emosinya.
Ø Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak remaja yang tadinya percaya pada didinya sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik dan kritikan yang tertubu- tubi dari orang tua dan teman- temannya. Banyak anak laki- laki dan perempuan setelah masa pubermempunyai perasaan rendah diri.
Ø  Terlalu Sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilan karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberikan komentar.


D.    BENTUK PENYIMPANGAN PEMATANGAN PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL
Perubahan- perubahan fisik yang paling banyak pengaruhnya pada masa anak-anak biasannya terjadi pada masa puber, khususnya pada anak yang kematangannya menyimpang.
Ø  Matang Lebih Awal Versus Matang Terlambat
Bagi anak laki- laki matang lebih awal menguntungkan terutama di bidang olah raga dimana anak memperoleh status dan martabat dalam kelompoknya. Sebagian besar pemimoin kelompok laki- laki adalah mereka yang matang lebih awal, hal ini juga menambah martabat di mata anak perempuan.
Sebaliknya anak laki- laki yang matang terlambat cenderung gelisah, tegang, memberontak dan menarik diri. Karena hal ini, anak kurang popular diantara teman- temannya dan orang dewasa, dan jarang dipilih menjadi pemimpin.
Matang lebih awal kurang menguntungkan bagi anak perempuan. Anak perempuan yang matang lebih awal berperilaku lebih dewasadan lebih berpengalaman, namun penampilan dan tindakannya dapat menimbulkan reputasi  “kegenitan seksual”.
Anak perempuan yang matang terlambat tidak mengalami gangguan psikologis sebanyak anak laki- laki yang matang terlambat. Perempuan tidak terlampau terlibat dalam perilaku mencari status dibandingkan dengan laki- laki.
Ø  Cepat matang Versus Lamban Matang
Anak yang cepat matang mengalami berbagai masalah tertentuyang tidak pernah dihadapi oleh anak lamban matang. Misalnya, tidak adanya koordinasi dalam perilaku yang kaku dan jangagal tampak sangat mencolok pada anak yang cepat matang karena laju pertumbuhan besar tubuh sedemikian cepat sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk menguasainya. Sebaliknya, perubahan tubuh pada anak yang lamban matangnya  berjalan sangat lamban sehingga anak mempunyai cukup waktu untuk belajar mengendalikan tubuhnya.
Tingkat kecepatan dari kematangan seksual member pengaruh buruk terutama pada anak yang lamban matangnya. Meskipun anak yang cepat matang kadang secara emosional terganggu oleh kelakuan dan kejanggalannya walaupun periode meningginya emosi lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lamban matang, tetapi anak tidak pernah merasa kuatir apakah ia akan menjadi dewasa.
Sebaliknya, anak yang lamban matangnya sering dihantui oleh ketakutan bahwa ia tidak akan pernah menjadi dewasa apalagi kalau teman- temannya sudah mendekati dewasa.
                                                                            

SUMBER KEPRIHATINAN
Sebagian besar anak- anak memasuki masa puber tanpa memiliki pengetahuan mengenai lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadi matang atau tentang pola kematangan yang terjadi. Akibatnya, anak sangat prihatin bila melihat perubahan tubuhnya yang kadang- kadang begitu lambat, bahkan sampai meragukan apakah kelak ia bisa menjadi dewasa.
Anak biasanya prihatin akan bagian tubuh yang kelihatan lain. Biasanya anak melihat satu ciri fisik tertentu sebagai sangat kurang, tidak selaras proporsinya atau tidak sesuai dengan kelompok seks-nya, dan membesar- besarkan keadaan ini. Pada umumnya anak perempuan lebih prihatin dibandingkan anak laki- laki dalam hal penampilan fisik.

Keprihatinan pada kenormalan
Karena anak sangat sadar akan semua perubahan yang terjadi pada tubuhnya dank arena ia mempunyai gagasan yang pasti tentang penampilan diri nantinya, ia merasa prihatin bila merasa bahwa ia tidak menarik atau kalau penampilannya tidak sesuai dengan seks-nya. Keprihatinan umum akan kenormalan selama masa puber :
Keprihatinan anak laki- laki
Ø  Basah malam
Jika anak laki- laki tidak diberi tahu tentang hal ini, maka pengalamannya yang pertama yaitu basah malam akan menjadi pengalaman yang traumatis.
Ø  Cirri- cirri seks sekunder
Anak laki- laki yang terganggu oleh lambatnya pertumbuhan rambut wajah, suara yang serak, dan suara yang pecah dan perkembangan yang lambat dari oto.
Ø  Kurangnya minat terhadap anak perempuan
Jika anak melihat anak laki- laki yang lebih besar dan matang menunjukkan minat terhadap anak perempuan dan berkencan, ia akan ragu apakah ia normal jika ia tidak mempunyai minat seperti itu.

Keprihatinan anak perempuan
v  Haid
Meskipun sudah mengerti, namun haid adalah pengalaman yang traumatis, terutama bila disertai muntah- muntah dan organ tubuh kejang. Banyak anak perempuan bertanya- tanya apakah hal itu normal.
v  Ciri- ciri seks sekunder
Karena payudara pada waktu mulai berkembang berbentuk kerucut anak perempuan akan ragu apakah penampilannya akan menjadi normal. Ia juga prihatin akan pinggulyang akan menjadi besar, dan apakah wajahnya akan ditumbuhi kumis dan jenggot.
v  Kurangnya daya tarik seksual
Banyak anak perempuan prihatin kalau- kalau ia tidak dapat menarik perhatian dan disenanggi anak laki- laki.

Keprihatinan anak laki- laki dan perempuan
*      Organ- organ seks
Anak puber sering takut kalau organ- organ seks-nya yang membesar akan terlihat melalui pakaian atau kalau keluarnya haid dan basah malam akan meninggalkan bekas pada pakaian.
*      Disproporsi tubuh
Bagian- bagian tubuh yang membesar yang merupakan cirri- cirri masa puber, membuat anak puber menjadi ragu apakah tubuhnya akan tampak seperti orang normal.
*      Kecanggungan
Pada setiap tinggkat tertentu anak akan menjadi canggung dan kikuk selama masa puber, ia cenderung prihatin dan menganggap keterampilan yang dimilikinya dulu menghilang. Keprihatinan ini akan semakin menjadi apabila kecanggungannya diejek atau menjadi bahan pembicaraan.
*      Usia kematangan
Anak yang matang lebih awal akan merasa kurang tepat, sedangkan anak yang matangnya terlambat akan malu karena tubuhnya yang belum berkembang.
*      Masturbasi
Ketegangan dan ketidaknyamanan karena berkembangnya organ seks sering menyebabkan anak memeganginya. Dan jika diberitahu masturbasi adalah hal yang salah iaakan merasa bersalah dan malu.

Keprihatinan akan kepatutan seks
Ø  Keprihatinan pada ukuran
Peningkatan ukuran yang tiba- tiba yang terjadi selama pertumbuhan pada masa puber cenderung menganggu anak perempuan karena takut kalau ukurannya akan tidak menarik bagi anak laki- laki. Sebaliknya anak laki- laki menjadi terganggu kalau melihat anak perempuan seusianya lebih tinggi.
Ø  Keprihatinan akan berat
Anak sering bertambah berat pada awal masa puber, dan ini merupakan sumber kegelisahan yang besar. Bagi anak laki- laki, gemuk dianggap kurang sesuai dengan seks-nya. Meskipun pada umumnya keadaan gemuk ini akan hilang dengan berjalannya masa puber.
Ø  Keprihatinan akan alat kelamin
Ada anggapan umum bahwa alat kelamin pria yang kecil menunjukkan perkembangan seksual yang jurang normal. Pada saat yang seharusnya penis berkembang, anak laki- laki akan prihatin bila penisnya tetap kecil dan kawatir apakah organ tersebut mampu berfungsi secara seksual.
Ø  Keprihatinan akan ciri- ciri seks sekunder
Ciri- ciri seks sekunder yang lambat berkerkembang cenderung menjadisumber kegelisahan yang besar, terutama ciri- ciri yang membedakan kedua seks secara jelas. Anak laki- laki misalnya dalam hal tumbuhnya jenggot dan kumis, berkembangnya otot- otot bahu dan lengan dan perubahan suara terjadi pada akir masa puber.Secara khas wanita yang feminim diharapkan mempunyai corak kulit yang indah.



E.     BAHAYA FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBER
Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat, terutama karena berakibat jangka panjang. Bahaya ini bertentangan tahap perkembangan yang terdahulu, dimana bahayanya sendiri yang lebih penting dibandingkan dengan akibat jangka panjangnya.

Bahaya Fisik
Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
Akibat ketidakseimbangan endokrin pada masa puber
1.      Kekurangan hormone pertumbuhan
Kurangnya jumlah hormone pertumbuhan pada akhir masa kanak- kanak dan awal masa puber menyebabkan anak menjadi lebih kecil dari rata- rata pada waktu ia matang.
2.      Kurangnya hormon Gonad
Jika hormon gonad tidak cukup banyak dikeluarkan atau dikeluarkan agak terlambat untuk dapat mengawasi hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan anggota badan berlangsung terlalu lama dan individu menjadi lebih besardari rata- rata. Kurangnya jumlah hormon gonad juga mempengaruhi perkembangan normal organ- organ seks dan ciri- ciri seks sekunder sehingga individu tetap kekanak- kanakan atau mengambil ciri- ciri lawan jenis, tergantung kapan terjadinya gangguan dalam siklus perkembangan.
3.      Persediaan hormon gonad yang berlebihan
Ketidaksembangan dalam berfungsinya kelenjar pituitary dan gonad dapat menyebabkan produksi hormon gonad dalam jumlah yang berlebihan pada usia yang sangat muda, hal ini mengakibatkan permulaan masa puber kadang- kadang dimulai sejak usia dini antara usia lima atau enam tahun. Ini dikenal dengan masa puber yang terlalu awalatau puberty precox.

Bahaya Psikologis
Ø  Konsep diri yang kurang baik
Ada banyak hal yang menyebabkan perkembangan konsep diri kurang baik selama masa puber, beberapa diantaranya disebabkan alasan pribadi dan alasan lingkungan. Anak puber cenderung tidak social bahkan mungkin berperilaku anti social, sehingga mempengaruhi perlakuan orang- orang lain terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak menikmati dukungan sosial yang pada waktu- waktu lalu diperoleh, dan hal ini juga tidak diharapkan. Perlakuan orang lain sangat mempengaruhi konsep diri, sehingga dapat menimbulkan sikap negative terhadap diri sendiri.
Ø  Prestasi rendah
Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang melibatkan usaha individu. Jika kecenderungan untuk bekerja dibawah kemampuan berkembang, maka keadaan ini cenderung menjadi kebiasaan karena diperkuat dari bulan ke bulan
Ø  Kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan masa puber
Jika anak puber tidak diberi tahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis. Akibatnya anak akan cenderung mengembangkan sikap yang kurang baik.terhadap perubahan siikap- sikap yang lebih cenderung menetap daripada menghilang.
Apapun alas an dari kurangnya persiapan anak dalam menghadapi masa puber, hal ini merupakan bahaya psikologis yang serius, terutama pada anak yang matangnya lebih awal dan lambat. Hal ini disebabkan perubahan- perubahan yang terjadi mendorong anak untuk berfikir bahwa ada sesuatu yang salah atau bahwa perkembangannya sedemikian abnormalnya sehingga tidak mungkin sama seperti teman-teman yang lain.
Ø  Menerima tubuh yang berubah
Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka tidak puas dengan penampilannya.karena mengerti betapabetapa pentingnya penampilan untuk memperoleh dukungan social, mereka sering menyalahkan penampilan sebagai penyebab kurang sesuainya dukungan yang mereka peroleh dengan apa yang mereka harapkan. Terdapat banyak alas an mengapa anak puber tidak puas dengan tubuhnya yang berubah dan dan mengalami kesulitan untuk menerimanya.
Pertama, hamper semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal berdasarkan konsep dari berbagai sumber individu ideal dalam kelompok seks-nya. Sedikit sekali anak puber yang mampu mendekati keadaan fisik ideal ini. Oleh karena itu, awal tidak puas dengan penampilan dirinya dan sulit untuk menerima diri sendiri.
Kedua, kepercayaan tradisional tentang penampilan yang pantas untuk jenis seks tertentucenderung mewarnai sikap anak puber sedemikian rupa sehingga mengganggu  penerimaan terhadap tubuhnya sendiri yang berubah.
Ø  Menerima peran seks yang didukung secara social
Peran seks tradisional pria dihubungkan dengan keunggulan dan martabat, sebagian besar anak laki- laki ingin sekali memerankannya. Sebelum masa akhir kanak- kanak berakhir sebagian besar anak laki- laki tidak saja menerima sterotip dari pria tradisional tetapi peran seks-nya sudah sedemikian tergolongkan, sehingga dalam masa puber anak laki- laki tidak mengalami masalah dalam menerima peran seks yang mendekati peran seks orang dewasa.
Sedangkan pada anak perempuan mengalami penggolongan seks yang tidak terlampau ketat. Bagi banyak anak puber, bahaya psikologis dari sikap menerima peran seks wanita yang tradisional semakin diperkuat oleh adanya ketidaknyamanan berkala yang dialami pada periode haid.
Ø  Penyimpangan dalam pematangan seksual
Penyimpangan dalam proses kematangan seksual apapun bentuknya merupakan bahaya psikologis yang potensial. Anak yang menyimpang dari teman- teman sebayanya dalam hal kematangan seksual merasa bahwa dalam dirinya pasti ada sesuatu yang salah. Anak akan merasa cemas akan kenormalannya di masa depan. Kalau, misalnya anak mengalami penyimpangan dalam tinggi badan dibandingkan dengan teman- teman sebayanya pada masa puber, ia akan prihatin akan tinggi badannya pada usia dewasa di kemudian hari.
Ø  Anak yang matang lebih awal
Anak yang matang terlalu dini dapat menunjukkan kesulitan kepribadian. Kesulitan itu timbul karena anak matang lebih awal yang kelihatan lebih tua daripada usianya, biasanya diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya.
Ø  Anak yang matang terlambat
Anak yang matang terlambat dari segi penampilan tampak muda dari usianya, sehingga diperlakukan sesuai dengan penampilannya oleh teman- temannya dan orang dewasa. Hal ini membuat dirinya ragu akan kemnampuan untuk melakukan hal- hal yang dapat dilakukan oleh teman- teman seusianya.


F.     TAHAP- TAHAP MASA PUBER YANG CENDERUNG MEMBAHAGIAKAN DAN TIDAK MEMBAHAGIAKAN
Pertama, yang penting dalam kebahagiaan adalah penerimaan, baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan dukungan social. Anak puber tidak hanya menyukai dan menerima diri sendiri tetapi juga merasa bahwa ia diterima oleh orang lain. Semakin menyukai dan menerima diri sendiri maka anak akan semakin bahagia. Begitu juga sebaliknya semakin banyak orang yang menyukai dan menerima anak tersebut maka anak tersebut akan semakin puas.
Kedua adalah kasih saying dari orang lain. Karena kasih saying dan dukungan dari orang lain berjalan beriringan, anak puber yang besikap kritis dan merendahkan orang laindan yang mempunyai perilaku tidak social dalam situasi social, tidak lagi menerima kasih saying seperti sebelumnya. Meskipun anak berusaha untuk memberikan kesan bahwa ia tidak mempedulikannya, namun sebenarnya adalah sebaliknya. Anak puber mendambakan kasih saying.
Ketiga adalah prestasi. Pada usiapuber prestasi berada pada tingkat yamg rendah sehingga sedikit sekali menimbulkan kebahagiaan pada anak.

*      Keragaman ketidak bahagiaan pada masa puber
Tingkat kebahagiaan tidak sama dalam setiap masa puber. Bagian pertama yang disebut “fase negative” merupakan tahap yang paling tidak bahagia
*      Keseriusan dalam ketidak bahagiaan masa puber
Masa puber merupakan periode yang singkatdalam seluruh rentang kehidupan, ketidakbahagiaan ini relative tidak penting. Namun sesungguhnya pola pola tidak bahagia yang terbentuk pada saat ini dapat diperkuat sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan dan menetapterus setelah masa puber berakhir.


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas, seperti suara yang mulai berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu dan payudara membesar untuk seorang gadis. Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan. Hormon seks yang memengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA
  
1. Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan . Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19257/5/Chapter%20I.pdf

Template by:

Free Blog Templates